Pertemuan ke 2
Elemen dasar desain grafis
Di zaman multimedia saat ini, desain grafis merupakan profesi yang paling menjanjikan. Banyak perusahaan-perusahaan yang yang membutuhkan desainer, baik web design, graphic design, dan 3d design. Untuk itu pengetahuan tengang desain grafis ini sangat penting untuk dipelajari. Melanjutkan materi sebelumnya, yaitu tentang Dasar-Dasar Desain Grafis, sekarang akan kita bahas tentang elemen-elemen dasar desain grafis.
Elemen
desain adalah satu hal yang terpenting dalam desain grafis. Hal nyata inilah
yang akan mewujudkan prinsip desain. Layaknya sebuah tonggak yang akan menopang
agar tetap kukuh. Elemen adalah dasar dari desain. Seperti halnya membangun
sesuatu, kita tak bisa langsung ke atas, kita harus mulai dari dasar. Seperti
itu pula desain.
Elemen-elemen
desain sendiri terdiri atas 6 hal yaitu garis (line), bentuk (form/shape),
tekstur (texture), ruang, ukuran, dan warna.
1.
Line
(Garis)
Garis
adalah elemen dasar yang menyusun sebuah desain. Garis yang terdiri dari
kumpulan titik-titik inilah yang menjadi penanda di mana kita membedakan antara
satu obyek dengan obyek lain, serta memungkinkan audiens mencerna suatu pesan
yang dikomunikasikan secara visual.
Garis
bisa berupa garis lurus (straight line) atau garis lengkung (curved line).
Dengan mendayagunakan garis, Anda bisa temukan berbagai posibilitas dalam
desain yang Anda buat. Dan yang teristimewa, dalam desain vector, garis
memainkan faktor yang sangat penting, karena obyek vector tak lain adalah obyek
yang tersusun dari garis-garis.
2.
Form
& Space (Bentuk & Ruang)
Form
atau bentuk adalah kumpulan garis-garis yang saling bersambungan yang membentuk
suatu obyek tertentu. Obyek, atau kerap disebut shape, ini bisa berupa obyek
geometris, seperti kotak, lingkaran, elips dan poligon, atau obyek bebas non
geometris.
Ketika Anda membuat obyek, pada saat itu pula
Anda membuat ruang (space). Ruang dalam desain bisa dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu ruang positif (positive space) dan ruang negatrif (negative space).
Yang
dimaksud dengan ruang positif adalah ruang yang ada di dalam obyek yang Anda
buat itu sendiri. Semisal Anda membuat obyek kotak, maka obyek kotak itulah
yang kita sebut sebagai ruang positif.
Sedangkan
ruang negatif (negative space) adalah ruang di luar obyek yang Anda buat, yang
meliputi area kanvas tempat Anda mendesain.
3.
Color
(Warna)
Warna
adalah elemen desain yang sangat penting, karena secara psikologis, manusia
mengenali warna lebih dulu ketimbang bentuk atau teks. Bahkan jika warna yang
dimaksud adalah hitam putih, atau monokrom.
Dalam
desain grafis, terdapat banyak konsep mengenai warna dan bagaimana
penggunaannya. Penulis hanya akan menyinggung 2 hal pokok mengenai warna yang
musti Anda pegang, yang pertama adalah psikologi warna dan yang kedua adalah
mode warna.
*
Psikologi Warna
Psikologi
warna berkaitan dengan persepsi manusia mengenai warna yang ada dan bagaimana
pengaruh warna terhadap manusia.
Dalam
pada ini, warna secara global dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu warna
panas/hangat (warm colors), warna dingin/sejuk (cool colors) dan warna netral
(neutral colors).
Warna
panas/hangat mempunyai kemampuan untuk
menstimulasi/merangsang persepsi manusia, menimbulkan nuansa kehangatan, arti
penting, ketajaman, dan sebagainya. Warna-warna semacam ini sangat cocok
digunakan untuk menarik perhatian atau memberi aksentuasi pada desain.
Yang
masuk dalam kategori warna panas/hangat ini semisal merah, kuning, oranye dan
varian dari ketiganya.
Contoh
jelas dari penggunaan tipe warna ini adalah lampu lalu lintas warna merah
digunakan untuk memperingatkan pengemudi agar berhenti (tanda larangan). Juga
rambu lalu lintas umum menggunakan warna dasar kuning yang memberi peringatan
dan menekankan penonjolan yang akan senantiasa nampak jelas meski berada di
lingkungan yang padat.
Warna
kedua, yaitu warna dingin/sejuk, sesuai namanya adalah
warna-warna yang memberi nuansa kesejukan, kalem, keteduhan, dingin, kemantapan
dan segala kualitas semacam ini. Warna yang masuk kategori ini antara lain,
biru, hijau, ungu serta varian-variannya.
Warna
dingin/sejuk umum digunakan sebagai background, atau warna isi area yang
relatif luas, guna memberi kesan kelapangan, ketenangan, ketelitian dan
sebagainya. Semisal pada bidang-bidang yang terkait dengan pengetahuan,
teknologi, kesehatan, perbankan dan sebagainya.
Sedangkan
kategori warna berikutnya adalah warna netral. Warna netral
mempunyai keistimewaan mampu dipadukan dengan warna panas maupun dingin, dan
umumny bermanfaat untuk menetralisir efek berlebih dari kedua tipe warna
tersebut.
Banyak digunakan sebagai backgouind dan atau warna teks, warna netral ini
misalnya adalah hitam, putih, dan varian abu-abu.
* Mode
Warna
Mode
warna adalah bahasan yang amat penting yang tak boleh Anda lewatkan, karena
mode warna terkait dengan pengetahuan teknis bagaimana program desain grafis, dalam
hal ini Adobe Illustrator menampilkan warna maupun mencetaknya.
Terdapat
beragam mode warna yang digunakan oleh program desain untuk bisa menampilkan
warna, namun ada 2 (dua) mode warna pokok yang musti Anda pegang. Kedua mode
ini adalah mode warna RGB (Red-Green-Blue), dan mode warna CMYK
(Cyan-Magenta-Yellow-Black).
Dinamakan
demikian mengacu pada komponen warna dasar yang dipadukan untuk menghasilkan
ragam warna yang berbeda pada suatu desain. Mode RGB menggunakan 3 (tiga)
komponen warna dasar, yaitu Red (merah), Green (hijau) dan Blue (biru).
Sedangkan mode CMYK menggunakan 4 (empat) komponen warna dasar, yaitu Cyan
(sian), Magenta (magenta), Yellow (kuning) dan Black (hitam).
Mengapa
keduanya penting, karena masing-masing mode warna ini digunakan untuk dua
kepentingan desain yang utama, yaitu mode RGB untuk tampilan di monitor—dan
media elektronik lainnya–, sementara mode CMYK digunakan untuk mencetak desain
pada media tertentu, seperti kertas dan sebagainya.
Jadi
prinsipnya, gunakan mode warna RGB jika tujuan akhir desain Anda adalah untuk
ditampilkan di komputer atau alat elektronik—umum disebut desktop
publishing—sebaliknya gunakan mode CMYK jika tujuan akhir desain Anda adalah
untuk kepentingan cetak.
4.
Type
(Teks)
Elemen
desain berikutnya yang tak kalah penting adalah teks. Teks, tentunya Anda sudah
bisa membayangkan, yaitu huruf atau kumpulan huruf yang digunakan untuk
menyampaikan suatu pesan. Tak hanya ide pesan yang disampaikan teks secara
implisit yang perlu Anda pertimbangkan, namun juga tampilan teks secara visual
pun musti mendapatkan perhatian.
Berbeda
dengan penggunaan teks dalam kepentingan tata letak (layout) yang lebih
menekankan fungsi teks sebagai media penyampai pesan—dalam hal ini content—maka
dalam desain vector ini teks diperlakukan tak ubahnya obyek desain lainnya.
5.
Texture
& Image (Tekstur & Gambar)
Tekstur/Image
adalah elemen yang bermanfaat memberi nuansa dan penekanan tersendiri pada
obyek-obyek ilustrasi yang ada. Dengan penggunaan tekstur yang tepat, suatu
makna bisa tersampaikan secara lebih efektif. Begitu pula pilihan image atau
gambar yang cocok akan memberi nilai lebih pada suatu desain.
Setelah membahas sekilas mengenai elemen-elemen desain, sekarang kita akan
bicara mengenai dasar-dasar desain. Sebenarnya, dasar-dasar yang dimaksud di
sini adalah sekelompok guidelines yang sebaiknya Anda gunakan untuk memudahkan
penyampaian pesan yang coba dilakukan melalui suatu desain.
Dasar-dasar
desain ini banyak sekali jumlahnya dan senantiasa berkembang, dan tak hanya
berlaku pada ranah desain grafis semata, namun juga ranah-ranah seni yang lain,
seperti seni lukis, seni interior dan sebagainya. Berikut adalah beberap
dasar-dasar desain yang sebaiknya Anda perhatikan seksama:
6.
Balance
(Keseimbangan)
Keseimbangan
adalah suatu kualitas di mana sebuah desain terlihat mempunyai “bobot” yang
setara antar elemen-elemen penyusunnya. Bayangkan saja desain sebagai kumpulan
obyek-obyek, maka pekerjaan kreatif Anda sebagai desainer adalah menyusun
bagaimana elemen-elemen tersebut bisa mencapai keseimbangan (equilibrium).
Prinsip
keseimbangan ini bisa dicapai jika Anda bisa mendayagunakan potensi ekstrinsik
dan intrinsik dari obyek-obyek bersangkutan. Semisal dengan mengatur
persebaran, pemilihan bentuk, penataan warna dan sebagainya.
7.
Contrast
(Kontras)
Kontras
lebih berkaitan dengan penekanan elemen tertentu terhadap elemen lain.
Prinsipnya adalah negasi, di mana sebuah obyek akan terlihat jelas karena ada
obyek lain yang menegasikannya (berkebalikan kualitas).
Kontras
sangat diperlukan untuk memberi bobot pada desain, dan memberi arti lebih pada
suatru obyek sehingga Anda bisa mengarahkan audiens untuk mencermati desain
sesuai arti penting pesan yang ada di dalamnya.
8.
Continuity
(Kontinuitas)
Kontinuitas
berkaitan dengan kualitas untuk mempertahankan kesamaan ide/nuansa dari
obyek-obyek penyusun desain. Sehingga diharapkan audiens bisa memperoleh
suasana yang sama dan tak kehilangan pagangan saat menjelajahi desain tersebut.
9.
Repetition
(Repetisi)
Repetisi
atau pengulangan berkaitan dengan penggunaan obyek-obyek dengan tipe yang sama
sebagai bagian penting dari desain. Seringkali penggunaan elemen-elemen secara
repetitif terbukti efektif untuk menumbuhkan kesadaran (awareness) di benak
audiens mengenai pesan yang dimaksud.
10. Unity (Kesatuan)
Sementara
kesatuan adalah suatu kualitas akhir yang coba dicapai dalam sebuah desain,
dimana meskipun desain tersebut terdiri dari beragam elemen yang berbeda, namun
semuanya tetap berada dalam suatu kesatuan makna, yaitu satu pesan tertentu
yang ingin dikomunikasikan oleh desainernya.
Hi
ReplyDeleteHi juga
ReplyDeletePost a Comment